selamat datang di blog pribadi saya,silahkan tinggalkan jejak pada blog saya,suka,komentari atau apapun itu :)

Senin, 06 Februari 2012

10 benda yang pernah di lemparkan kedalam stadion sepak bola

Sepanjang sejarah sepakbola, ada banyak suporter yang fanatik terhadap klubnya. Dan banyak cara juga mereka apresiasikan untuk klub tercinta dari nyanyian untuk memeriahkan suasana hingga bunyi petasan yang membahana di stadion. Itu semua mereka lakukan untuk menunjukan bahwa mereka ada di sini sebagai pemain ke 12.
Tapi terkadang para fans fanatik ini terlalu jauh dalam mengapresiasikan sebuah klub kesayangan mereka, disini kami akan memberikan 10 benda teraneh yang pernah dilempar supporter  ke dalam lapangan sepakbola sepanjang sejarah.
1. Granat Tangan
Dalam pertandingan pada tahun 1966 pertandingan antara Millwall dan Brentford di Den Lama, seseorang dari penonton melemparkan granat pada Brentford kiper Brodie Chic, yang mendarat tepat ditujuan. Setelah mendapatkan lemparan dari penonton, Brodie meminta hakim garis untuk datang mengecek benda apa yang dilempar untuknya, setelah hakim garis mengecek bahwa benda itu granat, ia langsung mengisyaratkan semua pemain untuk meninggalkan lapangan secepat mungkin.
2. Kepala Babi
Ini merupakan bentuk kekesalan fans Barcelona terhadap Luis Figo, karena Figo pindah ke Real Madrid yang merupakan musuh bebuyutan Barcelona.
3. Scooter
Ini terjadi pada saat pertandingan Inter Milan vs Atalanta. Sebelum pertandingan dimulai, fans Inter mencuri scooter dari fans Atalanta dan memasukkannya ke dalam stadion. Scooter di simpan di tempat kosong di dalam Stadion San Siro dan berusaha diarahkan ke dalam lapangan.
4. Kelinci
Ini terjadi di Yunani, ketika pertandingan tim Apoel vs Omonia Nicosia berlangsung.
5. Vibrator
Suporter gila di Argentina melemparkan vibrator ke dalam lapangan.
6. Babi
Ini terjadi pada salah satu klub di Polandia
7. Botol Whisky
Terjadi di Spanyol tahun 2006, pada saat pertandingan Atletico Madrid vs Sevilla.
8. Donat
Suporter Hajduk Split (Kroasia) memprotes presiden klub mereka dengan melempar donat ke dalam lapangan. Kebetulan Presiden Klub mereka mempunyai perusahaan kue donat.
9. Bola Pantai
Terjadi di Skotlandia pada pertandingan Celtics vs Glasgow.
10. Bola Tenis
Para penggemar Hull City memutuskan untuk melempar bola tenis pada pertandingan Piala Liga di Stadion Reebox melawan Bolton untuk mendapatkan perhatian media Lloyd. Dan itu berhasil.

ini dia sekolah kung Fu shaolin soccer

Pernah lihat Film Shaolin Soccer? Film yang mengisahkan seorang gelandangan yang ingin mengubah nasib dengan cara menerapkan ilmu bela diri shaolin kedalam olahraga sepakbola, dan berusaha mengumpulkan saudara-saudara seperguruannya untuk menjadi satu tim sepak bola yang hebat. Ternyata ini benar nyata ada di China.
Siapa sih yang tak kenal film yang satu ini ? Film yang membuat kita terharu sekaligus tertawa. Mungkin ini terdengar asing. Tapi, bagaimana kalau Shaolin Soccer itu nyata dan ada ?
Terinspirasi oleh film Shaolin Soccer, seorang warga di Cina, mendirikan sebuah sekolah yang khusus mengajarkan olahraga unik ini atau sepakbola kungfu. Tak seperti pemain sepakbola pada umumnya, pemanasan yang dilakukan seperti layaknya belajar kungfu. Melompat, salto sambil menendang, ataupun berguling di atas tanah.
Para murid yang belajar di sini berusia 14-17 tahun. Mereka direkrut dari seluruh penjuru Cina dengan dua syarat penting yaitu menyukai sepakbola dan pandai beladiri. Kong Debao, pemilik sekolah sepakbola kungfu mengaku membuka sekolah karena terinspirasi film shaolin soccer yang dibintangi oleh Stephen Chow.
Kepala Biara Kuil Shaolin Shi Yanlu mengatakan, bahwa disiplin ilmu kung fu akan memberikan keuntungan bagi para pesepakbola muda. Dia kini telah memilih 40 biksu yang dilatih di sekolah tersebut di bawah pengawasan ahli kung fu dan juga mantan pesepakbola nasional.
“Sepakbola China kini sangat mengecewakan. Kami berharap dengan menggabungkan elemen kung fu dan semangat, sepakbola China akan lebih baik,” ujar Yanlu seperti dilansir Orange.
Sekolah sepakbola biksu ini juga didukung oleh Asosiasi Sepakbola China, yang telah menyediakan perlengkapan, termasuk seribu sepakbola. Kini rencananya sekolah tersebut akan membangun lapangan yang lebih luas agar para siswanya bisa leluasa bermain.

rekam jejak Timnas menuju piala dunia

Perjalanan Indonesia menuju Piala Dunia sebenarnya telah dimulai sejak Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Saat even akbar ini digelar di Prancis 1938, Indonesia dengan nama Hindia Belanda berhasil lolos ke babak utama setelah sebelumnya menang WO atas India di babak kualifikasi.
Sayang Indonesia harus tersingkir di babak pertama oleh Hungaria dengan skor telak 0-6. Sejak saat itu Indonesia tak pernah lagi melaju hingga ke putaran final even olahraga terakbar sejagad raya tersebut.
Indonesia sempat walk out pada babak kedua Pra Piala Dunia 1958. Pemicunya adalah kehadiran Israel pada grup yang dihuni Indonesia. Saat itu Tim Merah Putih mundur karena tidak mengakui kedaulatan negara Israel.
Pencapaian terbaik Indonesia adalah di Pra Piala Dunia 1986. Saat itu Indonesia termasuk dalam empat tim terbaik zona B AFC atau wilayah Asia Timur. Sayang langkah timnas dihentikan Korea Selatan dengan agregat 1-6.
Berikut Jejak Langkah Indonesia di Pra Piala Dunia :
Pra Piala Dunia 1938 (dengan nama Hindia Belanda)
Hindia Belanda vs India, menang WO langsung lolos putaran final
Putaran Final Piala Dunia 1938 Prancis
5 Juni 1938 (babak pertama) Hindia Belanda 0-6 Hungaria
Pra Piala Dunia 1958
(babak preliminary) Indonesia vs Taiwan, menang WO
Babak pertama kualifikasi AFC/CAF
Indonesia berada di grup 1 bersama Cina dan Hong Kong. Hong Kong mengundurkan diri
- 12 Mei 1957 Indonesia 2-0 China
- 2 Juni 1957 Cina 4-3 Indonesia
- 23 Juni 1957 (play off) Indonesia 0-0 China
(Indonesia lolos ke babak kedua unggul selisih gol)
- Babak kedua Indonesia segrup dengan Sudan, Mesir, dan Israel. Indonesia mengundurkan diri karena tidak mengakui kedaulatan negara Israel.
Pra Piala Dunia 1962
Indonesia satu grup dengan Korea Selatan dan Jepang, dan langsung mengundurkan diri
Pra Piala Dunia 1974
Indonesia tergabung dalam zona B grup 2 kualifikasi AFC/OFC bersama Irak, Australia, dan Selandia Baru.
- 11 Maret 1973 Indonesia 1-1 Selandia Baru
- 13 Maret 1973 Australia 2-1 Indonesia
- 16 Maret 1973 Irak 1-1 Indonesia
- 18 Maret 1973 Indonesia 1-0 Selandia Baru
- 24 Maret 1973 Australia 6-0 Indonesia
(Indonesia finish di posisi 3 dengan 4 poin hasil 1 menang, 2 imbang, 3 kalah dan gagal melaju ke babak selanjutnya)
Pra Piala Dunia 1978
Indonesia tergabung di grup 1 bersama Hong Kong, Thailand dan Singapura
- 28 Februari 1977 Indonesia 1-4 Hong Kong
- 3 Maret 1977 Indonesia 0-0 Malaysia
- 7 Maret 1977 Indonesia 2-3 Thailand
- 9 Maret 1977 Singapura 0-4 Indonesia
Pra Piala Dunia 1982
Indonesia tergabung di grup 1 zona AFC/OFC bersama Selandia Baru, Australia, Taiwan, dan Fiji.
- 11 Mei 1981 Indonesia 0-2 Selandia Baru
- 20 Mei 1981 Australia 2-0 Indonesia
- 23 Mei 1981 Selandia Baru 5-0 Indonesia
- 31 Mei 1981 Fiji 0-0 Indonesia
- 15 Juni 1981 Indonesia 1-0 Taiwan
- 28 Juni 1981 Taiwan 2-0 Indonesia
- 10 Agustus , 1981 Indonesia 3-3 Fiji
- 30 Agustus 1981 Indonesia 1-0 Australia
(Indonesia finish di posisi 3 dengan 6 poin hasil 2 menang, 2 seri, 4 kalah dan gagal melaju ke babak selanjutnya)
Pra Piala Dunia 1986
Babak pertama, Indonesia tergabung dalam grup 3B AFC Zona B bersama India, Thailand, Bangladesh
- 15 Maret 1985 Indonesia 1-0 Thailand
- 18 Maret 1985 Indonesia 2-0 Bangladesh
- 21 Maret 1985 Indonesia 2-1 India
- 29 Maret 1985 Thailand 0-1 Indonesia
- 2 April 1985 Bangladesh 2-1 Indonesia
- 6 April 1985 India 1-1 Indonesia
Indonesia lolos ke babak kedua sebagai juara grup dengan 9 poin. Di babak kedua, yang merupakan empat tim terbaik Asia Timur, Indonesia bertemu Korea Selatan dengan format kandang-tandang.
- 21 Juli 1985 Korea Selatan 2-0 Indonesia
- 30 Juli 1985 Indonesia 1-4 Korea Selatan
- Korea Selatan lolos, agregat 6-1
Pra Piala Dunia 1990
Babak pertama Indonesia tergabung dalam grup 6 zona AFC bersama Korea Utara, Jepang, dan Hong Kong
- 21 Mei, 1989 Indonesia 0-0 Korea Utara
- 28 Mei 1989 Indonesia 0-0 Japan
- 4 Juni 1989 Hong Kong 1-1 Indonesia
- 11 Juni 1989 Japan 5-0 Indonesia
- 25 Juni 1989 Indonesia 3-2 Hong Kong
- 9 Juli 1989 Korea Utara 2-1 Indonesia
Indonesia finish di posisi 3 dan gagal melangkah ke babak selanjutnya
Pra Piala Dunia 1994
Babak pertama Indonesia bergabung dengan Korea Utara, Qatar, Singapura, dan Vietnam dalam grup C zona AFC
- 9 April 1993 Qatar 3-1 Indonesia
- 13 April 1993 Indonesia 0-4 Korea Utara
- 16 April 1993 Indonesia 0-1 Vietnam
- 18 April 1993 Indonesia 0-2 Singapura
- 24 April 1993 Indonesia 1-4 Qatar
- 28 April 1993 Indonesia 1-2 Korea Utara
- 30 April 1993 Indonesia 2-1 Vietnam
- 2 Mei 1993 Singapura 2-1 Indonesia
Indonesia finish di posisi 4 dan gagal melaju ke babak selanjutnya
Pra Piala Dunia 1998
Indonesia tergabung dalam grup 5 zona AFC bersama Uzbekistan, Yaman, dan Kamboja
- 6 April 1997 Indonesia 8-0 Kamboja
- 13 April 1997 Indonesia 0-0 Yaman
- 27 April 1997 Kamboja 1-1 Indonesia
- 1 Juni 1998 Indonesia 1-1 Uzbekistan
- 13 Juni 1997 Yaman 1-1 Indonesia
- 20 Juni 1997 Uzbekistan 3-0 Indonesia
Indonesia finish di posisi 3 dan gagal melaju ke babak selanjutnya
Pra Piala Dunia 2002
Indonesia tergabung di grup 9 bersama Cina, Maladewa , dan Kamboja
- 8 April 2001 Indonesia 5-0 Maladewa
- 22 April 2001 Indonesia 6-0 Kamboja
- 29 April 2001 Kamboja 0-2 Indonesia
- 6 Mei 2001 Maladewa 0-2 Indonesia
- 13 Mei 2001 China 5-1 Indonesia
- 27 Mei 2001 Indonesia 0-2 China
Indonesia finish di posisi 2 dan gagal melaju ke babak selanjutnya
Pra Piala Dunia 2006
Indonesia langsung lolos ke babak kedua, tergabung di grup 8 bersama Arab Saudi, Turkmenistan, dan Sri Lanka
- 18 Februari 2004 Arab Saudi 3-0 Indonesia
- 31 Maret 2004 Turkmenistan 3-1 Indonesia
- 9 Juni 2004 Indonesia 1-0 Sri Lanka
- 8 September 2004 Sri Lanka 2-2 Indonesia
- 12 Oktober 2004 Indonesia 1-3 Arab Saudi
- 17 November 2004 Indonesia 3-1 Turkmenistan
Indonesia finish di posisi 3 dan gagal melaju ke babak selanjutnya
Pra Piala Dunia 2010
Babak pertama, Indonesia menang WO melawan Guam
Babak kedua, Indonesia bertemu Suriah dalam format kandang-tandang
- 9 November 2007 Indonesia 1-4 Suriah
- 18 November 2007 Suriah 7-0 Indonesia
- Suriah lolos ke babak ketiga, agregat 11-1
Pra Piala Dunia 2014
Indonesia langsung lolos babak kedua dan berjumpa Turkmenistan dalam format kandang-tandang
- 23 Juli 2011 Turkmenistan 1-1 Indonesia
- 28 Juli 2011 Indonesia 4-3 Turkmenistan

tendangan penalti unik dan selebrasi dengan salto

Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang diminati banyak orang dan digemari oleh penonton dari semua lapisan. Membuat sensasi di lapangan adalah sebuah ide jenius bagi seorang pemain supaya dilirik pemilik tim dan penonton.
Begitu percaya dirinya Joonas Jokinen, pemain Finlandia yang memperkuat klub FC Baar Swiss, hingga ia berani akrobatik.
Dia adalah  Joonas Jokinen, ia mengeksekusi penalti dengan cara yang unik, setelah menendang langsung salto. Kejadian ini berlangsung saat timnya FC Baar melawan FC Sempach di Liga Swiss
Di partai itu, FC Baar menang 3-0. Dan yang mengejutkan adalah cara yang sama sudah Joonas lakukan berkali-kali saat mengeksekusi penalti. Gaya ini hanya bisa dilakukan jika si penendang yakin betul akan tendangannya yang bakal masuk dan kemampuan salto yang sudah terlatih. Lihat saja videonya!



catatan Seorang Bambang Pamungkas

Suatu pagi, setelah latihan rutin bersama Timnas menjelang AFF bergulir, pelatih kepala tim nasional Indonesia  Alfred Riedl tiba-tiba memanggil saya. Di tengah lapangan, di bawah terik mentari dan dalam keadaan bercucuran keringat, kami melakukan sebuah pembicaraan. Iya, sebuah pembicaraan yg boleh di katakan cukup serius atau bahkan teramat sangat serius…
Dalam pembicaraan ini, saya dan Alfred membuat sebuah kesepakatan. Sebuah kesepakatan yg jujur akan menjadi sesuatu yg sangat berat bagi saya. Akan tetapi kesepakatan tersebut, terjadi atas dasar sebuah profesionalisme. Atas dasar jiwa profesional Alfred sebagai pelatih dan juga jiwa profesionalisme saya sebagai pemain, yg tentunya harus kami berdua hargai dan junjung dengan sangat tinggi..
Di bawah ini akan saya lampirkan isi dari percakapan kami saat itu, sebuah percakapan yg mungkin tidak dapat saya ingat secara detail, akan tetapi secara garis besar  tentu saya sangat pahami dan mengerti betul..
Ini adalah gambaran dari percakapan kami saat itu:
Alfred : Bambang, selama 3 bulan kita bekerja sama. Tentu kamu sudah sangat mengenal karakter saya, begitu juga sebaliknya. Saya adalah pelatih yg jujur, berbicara terbuka dan langsung. Saya bukan tipe pelatih yg suka berbicara di belakang..
Saya   : Iya coach, saya tau betul akan hal tersebut..
Alfred : Ok bagus kalo begitu. Hari ini, saya harus mengatakan dengan jujur  jika kamu tidak berhasil menjadi bagian dari 11 pemain inti di Piala AFF nanti..
Mendengar kalimat tersebut seketika lidah saya menjadi kelu, rahang saya serasa kaku dan membeku saat itu. Jelas ini bukanlah kabar yg mudah untuk didengar dan diterima. Beberapa saat kemudian hanya sebuah kata keluar dari mulut saya “Ok”. Dan kemudian Riedl pun kembali berkata:
Alfred : Bambang, kamu adalah pemain paling senior di tim ini, kamu sudah berada di tim ini sejak tahun 1999. Saya tau keputusan ini akan sangat berat buat kamu. Akan tetapi saya harus fair dalam membuat setiap penilaian..
Saya  : Iya coach saya tau itu..
Alfred : Asal kamu tau Bambang, jika saya masih membutuhkan kamu. Sampai kapanpun, kamu akan tetap menjadi kapten dan pemimpin dari tim ini. Tidak ada yg perlu di ragukan mengenai hal tersebut. Akan tetapi saya tidak dapat berjanji, apakah kamu akan turun dalam setiap pertandingan di Piala Aff nanti..
Saya   : Sebagai pemain, saya akan selalu menghargai dan menghormati keputusan anda sebagai pelatih, apapun itu. Walaupun sejujurnya hal tersebut tidak akan mudah bagi saya..
Alfred : Jadi, kamu dapat menerima keputusan saya..??
Saya  : Bisa coach, tidak ada masalah dengan hal tersebut. Anda mungkin baru mengenal saya selama 3 bulan di tim nasional. Akan tetapi asal anda tahu, bahwa komitmen saya untuk tim nasional akan selalu 100%. Dan saya harap anda tidak meragukannya..
Alfred : Satu hal yg kamu harus tau Bambang, jika semua orang dalam tim ini adalah manusia-manusia yg bebas. Setiap orang boleh pergi jika merasa tidak puas atau tidak nyaman, dan itu juga berlaku buat kamu dan juga saya. Jadi jika kamu merasa tidak puas dengan keadaan ini, kamu berhak untuk meninggalkan tim ini, dan saya akan sangat menghormati keputusan kamu tersebut. Bagaimana..??
Saya  : Tidak coach…!!! Apapun konsekuensinya, saya akan tetap berada di sini. Kecuali jika anda meminta saya untuk meninggalkan tim ini, maka saya akan segera mengemas barang-barang saya dan pulang menemui keluarga saya..
Alfred : Mungkin kamu juga akan mengalami banyak masalah dengan wartawan yg mungkin akan coba untuk memancing perdebatan antar kamu dan saya. Karena sebagai pemain senior, kamu hanya menjadi cadangan. Apakah kamu siap dengan hal tersebut..??
Saya  : Tidak ada masalah dengan hal tersebut coach, lagipula sudah sejak lama hubungan saya dengan wartawan memang tidak berjalan dengan baik. Anda tidak perlu khawatir dengan hal tersebut, saya sudah terbiasa dalam menghadapi hal-hal tersebut..
Alfred : Ok kalau begitu. Apakah kamu juga bersedia untuk membantu saya untuk mengatur, menjaga serta memimpin tim ini sebagai kapten, walaupun mungkin kamu tidak akan bermain sebagai pemain utama..??
Saya   : Saya akan selalu berusaha memberikan hal terbaik yg saya mampu untuk anda, untuk tim nasional dan untuk negara saya coach. Dapat saya pastikan itu..
Alfred : Terima kasih Bambang, saya tau kamu adalah pemain besar yg juga berjiwa besar.. (Dan kamipun bersalaman)
Seketika hati saya bergemuruh, suhu badan saya memanas, keringatpun semakin membasahi sekujur tubuh saya yg memang sudah basah kuyup dengan keringat selama latihan tadi. Kekecewaan sayapun membuncah. Sebuah kekecewaan yg sama sekali tidak berhubungan dengan seorang  pelatih berkebangsaan Austria bernama Alfred Riedl tersebut..
Setiap pemain pasti ingin bermain secara reguler, dan ketika seorang pemain gagal menjadi bagian dari 11 pemain utama, maka sangat wajar jika orang tersebut kecewa (Tentu kecewa dalam arti yg positif). Kekecewaaan saya, lebih tertuju kepada diri saya sendiri. Iya, saya kecewa terhadap diri saya yg tidak mampu mengeluarkan permainan terbaik saya, sehingga harus kalah bersaing dengan striker-striker yg lain. Jadi sama sekali tidak berhubungan dengan kepemimpinan Riedl sebagai pelatih, sekali lagi tidak ada..
Dalam perkembangannya, Riedl juga menjelaskan kepada saya. Jika dia telah menyiapkan saya sebagai pelapis bagi Christian Gonzales. Dia juga mengatakan, jika dia tidak akan pernah berpikir untuk memasang saya secara bersamaan dengan Gonzales di lini depan timnas Indonesia..
Menurut Riedl, tipe bermain saya dan Gonzales adalah sama. Tentu secara strategi akan sangat merugikan jika memasang pemain dengan tipe yg sama dalam satu lapangan, dan untuk hal tersebut saya sendiri sangat setuju. Sehingga, jika nantinya saya bermain, maka saya akan berpasangan dengan Irfan Bachdim atau Yongki Ariwibowo. Serta satu hal lagi yg Riedl tegaskan kepada saya adalah, bahwa dia hanya akan memasangkan saya dengan Gonzales pada saat-saat yg memang sangat-sangat genting..
Maka selama AFF di gelar, sayapun melakukan apa yg menjadi tugas saya di dalam tim ini. Memimpin tim ini baik di dalam maupun di luar lapangan, saya hanya tidak memimpin mereka ketika pertandingan resmi di gelar, karena hal tersebut menjadi kewenangan Firman Utina. Kedisiplinan semua pemain dalam apapun kesempatannya adalah menjadi tanggung jawab saya…
Saat terjadi hal-hal yg tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan tim, maka orang pertama yg harus berhadapan dengan Riedl adalah saya. Suatu contoh, ketika Okto Maniani sempat terlambat makan siang karena ketiduran, Riedl sempat menegur dengan keras Okto dengan berkata demikian, “Okto, jika kamu mau tidur, set alarm kamu agar tidak terlambat. Dan jika kamu masih ragu jika tidak terbangun, kamu bisa tlp kapten (Saya) untuk meminta bantuan agar di bangunkan saat makan siang. Kesalahan-kesalahan mendasar seperti ini jelas tidak dapat saya terima Okto”..
Jadi walaupun status saya hanya sebagai pemain cadangan di tim ini, akan tetapi segala sesuatu yg berhubungan dengan tim ini di luar partai resmi adalah menjadi tanggung jawab saya. Sedangkan di dalam lapangan saat bertanding maka Firman Utina adalah pemimpin tim ini. Dan karena kebetulan kami satu kamar, maka semuanya dapat kami diskusikan dengan cepat. Kami banyak berdiskusi mengenai keadaan tim, utamanya sesaat menjelang tidur malam..
Maka jika anda sekalian cermati, ada sebuah kejadian janggal yg terjadi selama gelaran AFF kemarin. Yaitu setiap tim nasional memasuki lapangan untuk melakukan pemanasan, bukan Firman Utina yg memimpin di depan, melainkan saya. Hal tersebut tentu tidak wajar, mengingat saya hanya pemain cadangan. Akan tetapi karena itu adalah perintah dari Riedl secara langsung, maka sayapun akan melakukannya, walaupun sejujurnya ada sedikit perasaan risih yg mengganjal..
Beberapa kali Alfred sempat memuji saya di depan para pemain di saat meeting. Dia memuji perilaku saya yg mencerminkan seorang profesional, dan dapat menerima segala keputusan pelatih walaupun berat. Serta tetap mampu menjaga komitmen kepada tim nasional, dangan tanpa melakukan hal-hal negatif di dalam tim..
Saya ingat betul ketika sehari setelah melawan Thailand. Sesaat sebelum berlatih, di dalam ruang ganti lapangan ABC  Alfred sempat berujar di depan seluruh anggota tim seperti ini.
“Saya ingin berterima kasih kepada Bambang, karena telah banyak membantu saya dalam menjaga tim ini, dan juga untuk kontribusinya yg besar pada pertandingan kemarin (Vs Thailand). Saya tahu sekarang bukan saat yg mudah buat dia, akan tetapi dia mempunyai karakter yg kuat dan berjiwa besar, sehingga mampu mengawal dirinya dengan baik. Bagi kalian pemain yg muda, kalian harus liat Bambang, sebagai pemain yg sudah lama di tim ini. Dia tidak pernah mengeluh apakah akan saya mainkan atau tidak, dan hanya fokus melakukan tugas nya ketika saya butuhkan. Itu adalah jiwa profesional, sekali lagi terima kasih Bambang”
Di akhir ucapan Riedl seluruh pemain bertepuk tangan untuk saya, sayapun mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada Riedl dan seluruh pemain.
Satu kejadian lagi, yaitu saat melawan Philiphine di leg kedua, saat itu seharusnya saya tidak turun bermain. Pada babak ke dua, Afred menyuruh semua pemain cadangan melakukan pemanasan kecual saya dan Yesayas Desnam. Itu artinya, pada pertandingan itu saya tidak akan bermain..
Akan tetapi tiba-tiba 10 menit sebelum pertandingan selesai, Riedl memanggil saya dan memerintahkan saya untuk melakukan pemanasan. Maka sayapun bergegas melakukannya. Tidak saya sangka ternyata Riedl lebih memilih memasukkan saya untuk menggantikan Gonzales, daripada Irfan yg sudah melakukan pemanasan sejak 30 menit yg lalu. Saat itu pertandingan tersisa 2 menit saja, dan akirnya sayapun bermain selama kurang lebih 1 menit 15 detik dengan tanpa menyentuh bola sekalipun sampai pertandingan selesai hehehe…
Sesaat setelah pertandingan selesai, Riedl kembali memanggil saya dan berkata demikian :
Bambang (_._._) (_._._) (_._._._._) (_._._._._._), (_._) (_) (_._._._) (_._._._._._) (_._) (_._._._) (_._._._) and (_._._) (_._._._) (_._._._._._) (_._) the league. (_._._) will be (_._._._) (_._._._) (_._)…
Sebuah kalimat, yg sejujurnya semakin memotifasi diri saya untuk terus berjuang bersama tim nas Indonesia di masa-masa yg akan datang..
Lebih daripada itu semua, bukankah sudah seharusnya setiap pemain berlaku demikian. Menghormati apapun keputusan staff pelatih, walaupun sejujurnya mungkin sangat pahit bagi kita. Saya rasa setiap pemain juga tidak berhak untuk berbuat sesuatu hal negatif, yg dapat mempengaruhi suasana tim kearah tidak kondusif. Karena dengan begitu, maka kita telah menghargai dan menghormati seluruh komponen dalam tim itu sendiri…
Dan bagi saya pribadi, sejujurnya saya ingin memberikan contoh yg baik bagi generasi di bawah saya, bahwasanya berjuang atas nama negara itu membutuhkan pengorbanan besar, yg salah satu diantaranya adalah mengorbankan perasaan kita. Akan selalu tidak mudah menjadi pemain pelapis dalam sebuah tim, akan tetapi sekali lagi kepentingan tim jauh lebih penting daripada hanya sekedar perasaan kita sebagai sebuah individu…
Lagipula menjadi bagian dari 22 orang yg terpilih dari jutaan pesepakbola Indonesia yg di percaya untuk membawa nama Bangsa dan Negara, sudahlah menjadi sebuah kebanggan yg tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Maka dari itu mengapa kita harus malu menjadi pemain cadangan di tim nasional, saya rasa tidak ada alasan untuk melakukan hal tersebut..
Selesai…

Credit: Bambang Pamungkas20

6 pemain Naturalisasi siap bela timnas !

Enam pemain asing yang akan dinaturalisasi kemungkinan akan memperkuat skuad tim nasional dalam laga lanjutan babak pra-kualifikasi Piala Dunia 2014. Para pemain tersebut bisa menggantikan beberapa pemain yang saat ini cidera.
“Masih bisa didaftarkan (masuk timnas) karena paling lambat pendaftarannya seminggu sebelum pertandingan,” kata Ketua Umum PSSI Djohar Arifin di kantornya.
Keenam pemain naturalisasi tersebut yaitu, Tonnie Cusell, Stefano Lilipaly, Johny Rudolf van Beukering, dan Sergio van Dijk. Keempatnya warga keturunan Belanda. Sementara 2 pemain lainnya berasal dari Nigeria, yakni Greg Nwokolo (Persija) dan Victor Chuckwuekezie Igbonefo (Persipura Jayapura).
Proses naturalisasi 6 pemain tersebut sudah mencapai tahap akhir. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kabarnya telah meneken surat Keputusan Presiden terkait naturalisasi 6 pemain itu. Tinggal tahap pengambilan sumpah di Kementerian Hukum dan HAM yang harus dilalui para pemain itu untuk bisa menjadi warga Indonesia.
Kesempatan mereka bergabung dengan timnas terbuka lebar karena babak lanjutan pra-kualifikasi Piala Dunia baru akan dimulai 11 Oktober mendatang. Indonesia akan menjamu Qatar dan 4 hari kemudian melayani Iran di Stadion Gelora Bung Karno. “Tapi semua tergantung pelatih,” kata Djohar.
Berikut Profil singkat para pemain tersebut:
Sergio van Dijk
Pemain kelahiran Assen, Belanda, 6 Agustus 1982 ini merupakan calon pemain naturalisasi pertama yang diperkenalkan PSSI.
Sergio-sapaan akrabnya- diperkenalkan kepada media di Indonesia Juli tahun lalu. Kepada wartawan, Sergio yang memiliki garis keturunan Indonesia dari ibunya itu mengaku bersedia memperkuat tim nasional Indonesia.
Namun proses naturalisasi tidak berjalan mulus karena awalnya Sergio tidak bersedia menjadi WNI secara permanen. Lama tak terdengar, Sergio belakangan berubah pikiran dan rela melepas paspor Belandanya.
Sergio merupakan satu dari enam pemain asing yang proses perubahan status kewarganegaraannya telah disetujui komisi III dan VIII DPR RI.
Sergio mengawali karir profesionalnya dengan membela klub Groningen 2000-2002. Selanjutnya, Sergio pindah ke Helmond Sport namun hanya mampu mencetak mencetak 13 gol pada musim 2002-2005.
Setelah sempat memperkuat Emmen (2005/08) Sergio mengadu nasib di Liga Australia dengan memperkuat Brisbane Roar pada 2008-2010. Di musim pertamanya, Sergio tampil sebagai top skorer setelah mencetak 47 gol. Setelah gagal menjalani tes kesehatan di klub asal Inggris, Leicester, Sergio akhirnya bergabung dengan Adelaide United hingga saat ini.
Jhon van Beukering
van Beukering lahir di Velp, Belanda 29 September 1983. Saat ini, van Beukering bermain bagi klub CS Vise di Belgia karena kecewa dengan ketidakpastian Liga Indonesia, sebelumnya van Beukering sudah mengikat kontrak selama tiga tahun bersama Pelita Jaya.
van Beukering mengawali karirnya di Vitesse tahun 2000-2004 sebelum akhirnya dipinjamkan ke FC Zwolle tahun 2002-2003. Pada tahun 2204-2007, van Beukering resmi pindah ke De Graafschap yang membawanya menjadi pemain terbaik di klub tersebut. Beberapa kali Beukering berpindah klub, mulai dari NEC, Go Ahead Eagles, Feynord, dan CS Vise.
Beukering sebenarnya sempat diundang memperkuat Indonesia saat menghadapi Uruguay beberapa waktu lalu. Namun karena belum memegang paspor Indonesia, PSSI akhirnya membatalkan kedatangannya.
Tonnie Cusell Lilipaly
Belum banyak orang yang tahu siapa Tonnie Cusell Lilipaly. Dia adalah sepupu dari Stefano Lilipaly yang kini bermain di FC Hilversum yang berlaga di Topklasse, Liga ketiga di bawah Eredivisie dan Eerste Divisie.
Dia lahir 4 Februari 1983 dan sudah memperkuat berbagai klub di Belanda baik di liga utama maupun liga kedua. Perjalanan karir sejak remaja dari Vitesse Arnhem, RKC Waalwijk, FC Twente, AFC Amsterdam dan terakhir di FC Hilversum.
Menurut pengamatan Radio Nederland, Tonnie Cusell Lilipaly memiliki kecepatan yang bagus dan passing yang matang. Tidak jarang pula dia melesakkan gol dari kiri pertahanan lawan. Walau tubuhnya tidak terlalu tinggi dibanding rata-rata pemain Belanda, tapi skill penguasaan bola cukup bagus.
Bagi Ton, panggilan akrabnya, Indonesia bukan negara yang asing. Dia sudah pernah berlibur ke Bali. Dia sangat menyukai makanan dan keakraban orang Indonesia. Kepada Radio Nederland, Ton menuturkan sudah ada pendekatan dengan beberapa klub di Indonesia tanpa membeberkan nama.
Stefano Lilipaly
Lilipaly adalah pemain kelahiran Arnhem, Belanda, 10 Januari 1990. Darah Indonesia pada pemain FC Utercht ini mengalir dari ayahnya yang merupakan keturunan Ambon, Maluku. Sedangkan ibunya adalah asli Belanda. Lilipaly telah bergabung dengan pemusatan latihan timnas U-23 saat masih ditangani oleh Alfred Riedl, Maret 2011 lalu.
Awalnya, Lilipaly enggan melepas paspor Belandanya. Namun belakangan pemain yang berposisi sebagai gelandang serang itu berubah pikiran dan bersedia menjadi WNI.
Stefano Lilipaly mulai bermain bola sejak usia 7 tahun di sebuah klub amatir bernama DCG selama tiga tahun. Dari klub tersebut, dia pindah ke akademi sepakbola Belanda, AZ Alkmaar. Setelah bertahan satu tahun, Lilipaly bergabung ke Utrecht Yunior hingga saat ini.
Sebagai gelandang, Lilipaly tak hanya memiliki naluri menyerang. Pemain berpostur tubuh 170 cm itu juga punya kemampuan dalam membagi bola dengan baik. Lilipaly juga dikenal memiliki tendangan jarak jauh yang akurat. Musim kompetisi 2010-2011 ini, Lilipaly tampil dalam tiga pertandingan. Setiap pertandingan, dia berhasil mencetak gol dari luar kotak pinalti.
Victor Igbonefo
Bagi pecinta sepak bola nasional, pemain ini sudah tidak asing lagi. Pemain asal Nigeria itu sudah membela Persipura Jayapura sejak 2005 lalu. Bersama Mutiara Hitam, bek tangguh ini sudah merasakan tiga kali gelar juara. Masing-masing saat Persipura merebut gelar juara Liga Indonesia 2005 dan Liga Super Indonesia (ISL) 2008/09 dan 2010/11.
Semasa mudanya, pemain bernama lengkap Victor Chukwuekezie Igbonefo ini sempat bermain bersama klub Nigerdock Soccer Academy dan First Bank FC Lagos. Dengan postur 186 cm, bek kelahiran 10 Oktober 1985 itu sangat tangguh di lini belakang. Setelah bermain lebih dari lima tahun di Indonesia, Victor pun bersedia untuk dinaturalisasi menjadi WNI.
Greg Nwokolo
Greg adalah pemain kelahiran Nigeria 3 Januari 1985 ini sudah akrab dengan kondisi sepakbola Indonesia. Dia memulai karirnya di klub Singapura Tampines Rovers FC 2004. Setelah semusim, Greg kemudian pindah ke Young Lions.
Greg memulai karir di Indonesia pada tahun 2004 bersama Persijatim Solo FC. Namun, ia memutuskan balik ke Singapura dan Di sana dia bergabung bersama Young Lions FC dan Singapore Armed Force.
Pada tahun 2009, Greg memutuskan bermain di Liga portugal bersama S.C. Oihanense. Setelah semusim, dirinya kembali bermain di Indonesia bersama Persija. Bersama Macan Kemayoran, Greg tampil gemilang dan mencetak 16 gol dari 20 laga. Bersama Persija, Greg selalu mendapat tempat di tim inti. Bahkan kini Greg menjelma menjadi motor serangan Macan Kemayoran.

5 rekor gol tercepat di Liga Champions

Striker AC Milan Alexandre Pato berhasil mencetak gol cepat ke gawang Barcelona di awal laga pembuka Grup H Liga Champions, Rabu dini hari WIB, 14 September 2011.
Gol yang diciptakan pemain Internasional Brasil di detik 24 itupun masuk ke dalam lima besar rekor gol tercepat sepanjang pelaksanaan Liga Champions. Usai laga yang berkesudahan 2-2 ini, Pato pun menjelaskan apa yang ada di benaknya ketika ia mencetak gol tersebut.
“Begitu permainan dimulai, aku melihat celah di pertahanan Barcelona. Aku pun berlari dan melakukannya (cetak gol ke jala Barcelona),” ujar Pato tersenyum seperti dikutip dari Football Italia.
Siapa sajakah yang berhasil mencetak gol cepat dalam Kompetisi yang paling bergengsi di ranah Eropa ini? Berikut daftar lima besar gol tercepat sepanjang sejarah Liga Champion.
1. 10 detik
Pencetak gol : Roy Makaay (Bayern Munich)
Pertandingan : Bayern Munich vs Real Madrid (07 Maret 2007)
2. 20.07 detik
Pencetak gol :Gilberto Silva (Arsenal)
Pertandingan :Arsenal vs PSV Eindhoven (25 September 2002)
3. 20.12 detik
Pencetak gol : Alessandro Del Piero (Juventus)
pertandingan : Juventus vs Manchester United (01 Oktober 1997)
4. 21 detik
Pencetak gol : Clarence Seedorf (AC Milan)
Pertandingan : AC Milan vs Schalke 04 (29 September 2005)
5. 24 detik
Pencetak gol : Alexander Pato (AC Milan)
Pertandingan : AC Milan vs Barcelona (14 September 2011)

PSSI ,sekarang dan nanti ?

Suatu kali beberapa pemain berdoa bersama. David Beckham bertanya kepada Yang Mahakuasa, ”Kapan Inggris bisa jadi juara dunia?” Yang Mahakuasa menjawab, ”Tahun 2014.” Beckham pun menangis.
Giliran Cristiano Ronaldo bertanya, ”Kapan Portugal jadi juara dunia?” Yang Mahakuasa menjawab, ”Tahun 2022.” Ronaldo pun menangis. Kemudian Park Ji-sung bertanya kapan Korea Selatan mampu jadi juara dunia? Yang Mahakuasa menjawab, ”20 tahun lagi.” Dan, Park Ji-sung pun menangis.
Tiba giliran Bambang Pamungkas bertanya, ”Kapan Indonesia juara dunia?” Kali ini Yang Mahakuasa yang menangis dan menjawab, ”Kalau mimpi kira-kira, dong.”
Mohon maaf jika gurauan ini membawa-bawa nama Yang Mahakuasa. Ini kegalauan teman pencinta tim nasional yang memprihatinkan prestasi Bambang dan rekan-rekannya di penyisihan Piala Dunia 2014 dan juga cemas timnas SEA Games mendatang gagal mempersembahkan emas.
Ketika tampil di Teheran melawan Iran, timnas tampil lumayan. Setidaknya gaya main mereka agak jelas dan muncul harapan untuk mengalahkan Bahrain ataupun Qatar—dua tim Teluk Persia yang pernah kita taklukkan.
Apalagi, para pemain berhasil mengatasi tiga masalah di Teheran: cuaca, fisik, dan tekanan penonton. Oleh karena itu, muncul optimisme kita mampu membekuk Bahrain di Gelora Bung Karno (GBK).
Apa lacur, di GBK, timnas kehilangan elan. Wajar penonton kesal dan tak heran Pelatih Wim Rijsbergen marah sampai mengeluarkan kata-kata yang dianggap kurang pantas dilontarkan.
Tak lama setelah itu tujuh pemain mengancam mogok tak mau tampil jika Rijsbergen tetap melatih. Ini sikap tidak etis, seolah hanya mereka yang layak mengenakan seragam merah-putih dengan lambang Garuda di dada.
Saya usul kepada beberapa fungsionaris PSSI agar menindak tegas ketujuh pemain itu. Ketika Beckham melawan, Manajer MU Sir Alex Ferguson melempari dia dengan sepatu sampai kepalanya benjol. Bukan rahasia lagi atlet Korea Selatan atau Jepang dipukuli pelatih jika melawan pelatih.
Anehnya, keinginan para pemain itu diakomodasi. PSSI kehilangan wibawa karena para pemain dibiarkan memegang kendali dan tak mustahil pada masa mendatang mereka akan memanfaatkan ketiadaan wibawa ini.
Pemain nasional ibarat prajurit yang siap membela nama negara dan bangsa tanpa pamrih serta mematuhi hierarki organisasi, titik. Apalagi, mereka tak bisa mengeluhkan kesejahteraan karena mendapat kenaikan gaji tiga kali lipat.
Nah, itulah awal dari krisis kepemimpinan PSSI saat ini karena keengganan bersikap tegas menegakkan aturan. Krisis semakin parah setelah muncul persoalan demi persoalan yang makin melenceng dari reformasi.
Misalnya, soal kompetisi yang sejumlah keputusannya maju dan mundur, mulai dari jadwal, jumlah klub yang memenuhi syarat, sampai pembagian wilayah. Bahkan, sempat terjadi kelucuan karena perbedaan sikap antara Ketua Umum PSSI dan Ketua Komite Kompetisi PSSI.
Sikap PSSI terhadap klub atau anggota PSSI juga maju-mundur. Ada kesan, PSSI menyerah kepada kepentingan-kepentingan sejumlah klub yang enggan mengikuti aturan AFC dalam rangka memutar kompetisi yang profesional.
Lima syarat AFC (personel/administrasi, infrastruktur, legal, sporting, dan finansial) yang berkaitan dengan profesionalisme dijadikan ajang tawar-menawar. Padahal, kita sama-sama tahu tak sedikit klub/anggota PSSI yang sejak dulu sering berperilaku seenaknya.
Kemudian ada lagi keanehan lain, yakni jumlah pengurus yang malah membengkak—padahal reformasi menghendaki jumlah yang ramping. Belum lagi menyebut ada nama-nama lama yang sebaiknya tidak lagi diberikan peranan dalam organisasi karena track record yang tanda tanya.
Alhasil, reformasi PSSI sami mawon dengan reformasi politik di negeri ini. Kita hanya mengganti rezim, bukan sistem. Malah, kini terkesan yang terjadi deformasi alias ketidakjelasan wujud mau dibawa ke mana sepak bola kita?
Kondisi memprihatinkan perlu diingatkan lagi karena perjalanan reformasi sudah panjang dan melelahkan. Butuh waktu hampir dua tahun mewujudkan reformasi, yang disimbolkan dengan upaya bersama mencegah Nurdin Halid mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI ketiga kalinya.
Sayang jika momentum reformasi terlewatkan. Tanda-tanda reformasi terancam gagal akan tecermin dari animo pencinta datang ke GBK menyaksikan timnas melawan Qatar dan Iran kelak.
Lebih penting lagi, apakah kompetisi baru akan mengoreksi kegagalan profesionalisme LSI? Lalu apakah ketidaktegasan kepemimpinan pada akhirnya memicu klub/anggota menuntut dilakukannya koreksi melalui kongres luar biasa?
Ada baiknya PSSI memperhatikan sebuah hal penting lain, yakni menyelesaikan audit terhadap pertanggungjawaban keuangan pengurus lama sesuai tuntutan reformasi. Masih ada waktu bagi PSSI untuk mengoreksi diri, jika perlu mengambil langkah drastis sesuai tuntutan reformasi.
Salah satu langkah, Ketua Umum PSSI harus bekerja lebih keras dan bersikap lebih tegas. Ia mesti mengurangi aktivitas yang bersifat seremonial dan lebih konsentrasi pada masalah-masalah substantif yang perlu keputusan cepat dan tepat.

mengenal "lionel andreas messi"

Karier sepak bolanya bermula pada tahun 1995 di Newell’s Old Boys, sebuah klub di Argentina, dan berakhir pada tahun 2000. Pada umurnya yang ke-13, Messi remaja yang memiliki cita-cita besar untuk menjadi pemain sepak bola dunia pun kemudian terbang ke Barcelona untuk bergabung dengan grup U-14 di sana.
Kemajuan demi kemajuan dalam latihan membuat Messi pun dilirik untuk bergabung di tim senior. Pada usia ke-16, dia mulai diajak berlaga dalam pertandingan persahabatan dengan Porto dan hasilnya memuaskan. Tepat sebulan setelah dia berumur 17 tahun, debut Messi dalam pertandingan resmi pun dimulai. Pada tanggal 16 Oktober 2004, Messi bermain dalam laga melawan Espanyol di Stadion Olympic yang berakhir dengan kemenangan Barcelona 1-0.
Messi pun sering dipanggil untuk menjadi skuad Barcelona. Sejumlah momen, ketika banyak pemain inti yang mengalami cedera, menjadi keuntungan bagi Messi untuk membuktikan kemampuannya. Dia pun akhirnya dinobatkan menjadi pemain termuda yang bisa mencetak gol di liga. Saat menyumbangkan gol untuk pertama kalinya dalam pertandingan liga melawan Albacete, Messi berumur 17 tahun 10 bulan 7 hari.
Musim 2005-2006 merupakan tahun gebrakan bagi Messi. Pada musim ini, penampilan terbaiknya memukau klub dan juga dunia, mulai dari pertandingan melawan Juventus dalam Joan Gamper Trophy sampai melawan Chelsea di Liga Champions. Messi terus bergerak maju pada musim-musim berikutnya, hingga mampu mencetak 16 gol dan memberikan 10 umpan dalam 40 pertandingan pada musim 2007-2008. Prestasi ini pun mengantarkannya untuk dinobatkan sebagai pemain terbaik di dunia versi FIFA pada tahun 2008.
Bintang Messi pun terus bersinar. Pada musim 2008-2009, Messi makin menggila dengan bisa mencetak 38 gol dalam 51 kali pertandingan. Maka tak heran, dia kembali dinobatkan menjadi pemain terbaik di dunia oleh FIFA. Messi juga meraih penghargaan bergengsi untuk pemain terbaik Eropa atau Ballon d’Or 2009 yang kemudian juga diraihnya kembali pada tahun 2010.
Pendek bukan halangan
Messi membuktikan bahwa kekurangan diri tidak berbanding lurus dengan kegagalan. Dia didiagnosis menderita kekurangan hormon pertumbuhan 13 tahun silam. Lahir dalam kondisi serba pas-pasan dengan ayah yang hanya buruh pabrik dan ibu yang hanya petugas kebersihan paruh waktu membuat Messi tak pernah berpikir bisa menjalani pengobatan hormon pertumbuhan. Namun, orang tahu kemampuannya.
Klub besar Argentina, River Plate, yang pernah mengendus talentanya, menyerah setelah tahu biaya untuk mengobati kelainan hormonnya. Barcelona pun bersedia membiayai terapinya hingga saat ini tingginya mencapai 169 cm.
Tinggi Messi ini sebenarnya masih tergolong kate dibandingkan fisik pemain bola yang pada umumnya memiliki tinggi 180 cm. Namun, putra Jorge Messi dan Celia ini akhirnya berhasil membuktikan bahwa tinggi badan bukanlah segalanya bagi pemain sepak bola lewat sundulan kepalanya ke gawang Manchester United pada final Liga Champions 2009. Sampai sekarang, Messi terus membukukan gol demi gol. Baginya, kerja keras dan kemauan untuk maju menjadi hal yang terpenting.
Dipuja tetapi rendah hati
Kemampuannya tak perlu diragukan dan prestasinya selangit. Dia terkenal dengan penguasaan teknik bermain bola dan kecepatan, visi yang luar biasa, mentalitas haus gol, dan kemampuan untuk lolos dari kawalan lawan. Bahkan, pemain sepak bola legendaris asal Argentina, Maradona, tak segan-segan menganggap Messi sebagai titisannya. Semua orang pun mulai berpikir bahwa Messi adalah “Diego Maradona baru”.
Tak hanya dikenal sebagai pemain sepak bola, Messi juga kini dikenal sebagai model Dolce and Gabbana (D&G) dan kerap menghiasi sampul majalah-majalah mode kelas dunia. Dia pun dinobatkan menjadi pesepak bola terkaya di dunia pada 2011, seperti dirilis Sports Illustrated, dengan total pendapatan 43,8 juta dollar AS atau sekitar Rp 375,8 miliar.
Namun, segudang pujian, kekayaan, dan kemampuan yang hebat itu lantas tidak membuatnya sombong. Messi dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Messi pun mengakui bahwa dirinya pemalu. Respons-responsnya mengenai prestasi yang telah diraihnya menunjukkan itu. Ketika dipuji atas hat-trick pada pertandingan terakhir melawan Atletico, Messi hanya mengatakan trigol itu bisa dicapainya karena bantuan rekan-rekannya.
“Aku harus berterima kasih kepada rekanku. Kami telah menunjukkan bahwa ketika bermain baik, maka kami menikmati sepak bola yang kami mainkan,” ujar Messi kepada AS.
Waktu menerima penghargaan Ballon d’Or pun Messi masih merasa enggan disebut sebagai pemain terbaik di dunia. Dia pun mempersembahkan penghargaan itu kepada klub dan para rekannya.
“Tolong, saya bukan pemain nomor satu. Saya masih orang yang sama seperti dulu, dan beruntung bermain di klub hebat,” dalam wawancara dengan koran Spanyol, El Periodico.
“Saya tak merasa menjadi yang terbaik. Yang terbaik itu Barca. (Penghargaan) ini menutup tahun menakjubkan bagi Barcelona, rekan-rekan, dan saya. Ini tak mungkin tanpa peran rekan-rekan. Penghargaan ini buat mereka juga,” katanya saat menerima trofi dari Presiden UEFA Michel Platini.
Data Singkat Messi (dari situs resmi Barcelona)
Nama: Lionel Andrés Messi
Posisi: Penyerang
Tempat/tanggal lahir: Santa Fe, Argentina, 24 Juni 1987
Tinggi: 169 cm Berat: 67 kg
Karier: Barcelona (2004-sekarang)
Debut: RCD Espanyol-FC Barcelona (0-1, League), 16 Oktober 2004
Situs pribadi: http://www.leomessi.com/

10 kecelakaan terpopuler sepanjang sejarah formula 1

Jika membicarakan Formula 1, tentu tidak lepas dari pembicaraan tentang keamanan balapan mobil dengan kecepatan super tinggi ini. Mengapa Ayrton Senna (GP San Marino 1994) yang tabrakannya terlihat ringan, justru lebih fatal daripada tabrakan Robert Kubica (GP Kanada 2007) yang kelihatannya jauh lebih mengerikan?
Inilah 10 dari sekian banyak kematian dalam sejarah Formula 1 yang “membentuk” keamanan Formula 1 seperti sekarang ini.
10. Lorenzo Bandini (1935-1967), driver Italia, meninggal di GP Monako 1967
Setelah hilang kontrol atas mobilnya di sebuah chicane, ban belakang mobilnya mengenai pembatas jalan dan membuat mobil Bandini berputar-putar sampai menabrak sebuah tiang dan berbalik.
Tiang tersebut jatuh dan menembus tangki bahan bakar, sehingga terjadilah kebakaran yang sekaligus membuat Bandini terperangkap. Selanjutnya mobil meledak karena uap panas dari pipa pembuangan gas bahan bakar. Bandini mengalami luka bakar hebat dan dirawat di rumah sakit setempat selama 3 hari, sebelum akhirnya meninggal pada 10 Mei 1967.
9. Roger Williamson (1948-1973), driver Inggris, meninggal di GP Belanda 1973
Setelah salah satu ban mobilnya mendadak kehilangan tekanan dan kempis, Williamson menabrak sebuah tembok pembatas dengan kecepatan tinggi dan terseret sejauh 275 meter.
Mobil berakhir dalam posisi terbalik dan tangki bahan bakarnya pun mulai terbakar. Seorang pembalap lain, David Purley (1945-1985) menghentikan mobilnya dengan sukarela dan berusaha membantu Williamson keluar dari mobilnya.
Namun usahanya juga gagal karena posisi mobil yang terbalik. Celakanya para marshal menduga justru mobil Purley yang mengalami kecelakaan. Begitu mengetahui kondisi yang sebenarnya, marshal pemadam api tidak berhasil pula menolong Williamson.
Mobil pemadam yang lebih besar baru datang hampir 10 menit kemudian, di mana Williamson sudah lebih dulu tewas akibat asfiksia.
8. Helmuth Koinigg (1948-1974), driver Austria, meninggal di GP Amerika Serikat 1974
Kematian akibat pemasangan logam pembatas Armco yang tidak tepat. Setelah mengalami gagal suspensi di daerah tikungan lambat, mobilnya menabrak tembok pembatas Armco dengan posisi kepala Koinigg membentur tembok terlebih dahulu.
Kecepatan mobilnya rendah namun karena Armco yang tidak terpasang dengan baik (ujungnya yang tajam masih terlihat!), logam pembatas yang tajam itu pun mencederai leher Koinigg sampai kepalanya terpenggal.
7. Tom Pryce (1949-1977), driver Wales, meninggal di GP Afrika Selatan 1977.
Kematian paling aneh di sirkuit F1 dari tinjauan penyebabnya, yaitu tertimpa tangki pemadam api seberat 20 kg. Adalah Renzo Zorzi yang baru saja mengalami kecelakaan, akibat pengukur bahan bakarnya rusak.
Ia memarkir mobilnya di sisi kiri trek lurus. Zorzi kesulitan keluar dari mobil karena gagal melepaskan pipa oksigen dari helmnya, namun bagian belakang mobilnya sudah mengeluarkan api.
Ini membuat Zorzi membutuhkan bantuan 2 orang marshal dari seberang trek untuk memadamkan api dari mobilnya. Dua marshal itu pun menyeberang trek yang sedang dilaluimobil F1 tanpa izin.
Marshal pertama lolos. Namun marshal kedua, Fredrik Jansen van Vuuren (19 tahun), yang membawa tangki pemadam api seberat 20 kg, tertabrak olehmobil Pryce (dengan kecepatan 270 km/jam).
Pryce menabrak van Vuuren karena pandangannya terhalang oleh mobil Hans-Joachim Stuck (yang hampir menabrak van Vuuren juga, namun berhasil menghindar di detik terakhir).
Van Vuuren terlempar ke udara, dengan tubuh hancur sampai tidak dapat dikenali, dan tewas seketika. Sedangkan Pryce, yang mendadak tertimpa tangki pemadam, tewas seketika karena benda berat itu hampir memutuskan kepalanya. Ia pun terlempar keluar darimobil. Mobil Pryce masih berjalan tanpa driver sejauh beberapa ratus meter.
6. Ronnie Peterson (1944-1978), driver Swedia, meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan GP Italia 1978
Peterson baru saja mengalami kecelakaan tabrakan beruntun di belokan pertama GP Italia 1978, yang melibatkan 9 pembalap lainnya. Ia hanya mengalami cedera tungkai yang relatif “ringan” jika dibandingkan dengan Vittorio Brambilla yang mengalami koma akibat kepalanya tertimpa ban “terbang”.
Peterson dilarikan ke rumah sakit Milan untuk diperiksa. Ternyata ia mengalami beberapa patah tulang di tungkainya. Ia pun dijadwalkan untuk dioperasi keesokan paginya. Namun sebelum pagi tiba, Peterson mengalami emboli lemak yang bersumber dari daerah patah tulang di tungkainya; dan meninggal Senin, 11 September pagi.
5. Gilles Villeneuve (1950-1982), driver Kanada, meninggal di kualifikasi GP Belgia 1982
Dalam race, ia bertemu mobil lambat di jalur kiri. Mobil Jochen Mass. Mereka pun mengalami miskomunikasi. Mass yang mengira Villeneuve akan mencatat waktu, bermaksud membiarkannya lewat dengan bergerak ke kanan.
Villeneuve yang berniat mendahului Mass (yang tadinya ada di jalur kiri) segera membelokkan mobil ke kanan. Mereka bertabrakan di jalur kanan. Mobil Villeneuve, yang berada di belakang, terbang ke udara dan mendarat (hidung lebih dulu) dengan kecepatan 225 km/jam.
Villeneuve masih terseret sejauh 50 meter ke arah pagar kait di pinggir trek, di mana lalu ia tersangkut dan mengalami patah leher. Ia langsung dibawa ke rumah sakit St.Raphael University, dan sempat dipertahankan hidup selama beberapa jam sebelum akhirnya meninggal sekitar pukul 9 malam waktu setempat.
4. Riccardo Paletti (1958-1982), driver Italia, meninggal di GP Kanada 1982
Ia baru saja melakukan start GP-nya yang kedua. Karena gangguan koordinasi marshal, lampu kuning tidak dihidupkan setelah Didier Pironi (lagi-lagi!) stalled on grid saat start.
Paletti terlambat merespons dan hidung mobilnya menabrak bagian belakang mobil Pironi. Ia mengalami benturan di dada dan tidak sadarkan diri. Mobil Paletti selanjutnya mengalami kebakaran, dan ia pun mengalami asfiksia akibat asap karena terperangkap dalam mobil.
Para marshals pun butuh setengah jam untuk mengeluarkan Paletti. Ia meninggal setibanya di rumah sakit Royal Victoria di Montreal, 2 hari sebelum ultahnya yang ke-24.
3. Elio De Angelis (1958-1986), driver Italia, meninggal dalam uji coba mobil di sirkuit Paul Ricard, Le Castellet, Prancis usai GP Monako 1986
Mobil De Angelis mengalami kebakaran setelah tabrakan, dengan kondisi downforce mendadak hilang akibat lepasnya sayap belakang mobil. Ia hanya mengalami luka bakar ringan dan patah tulang selangka, namun De Angelis tidak dapat keluar dari mobilnya.
Apalagi di sirkuit yang bersangkutan hampir tidak ada marshal yang bersiap di tempat. Marshal baru datang 30 menit kemudian dengan helikopter dan melarikan De Angelis ke rumah sakit Marseille. Ia pun meninggal di sana 29 jam kemudian.
2. Roland Ratzenberger (1960-1994), driver Austria, meninggal di kualifikasi GP San Marino 1994
Ratzenberger yang baru saja membalap 1 kali di F1, mengalami kerusakan sayap depan mobil di putaran kualifikasi sebelumnya. Akibat kecepatan yang tinggi, ditambah tekanan angin, sayap depan tersebut patah dan tersangkut di bawah mobilnya.
Mobil Ratzenberger pun tidak dapat membelok dan membentur tembok solid dengan kecepatan 315 km/jam. Setelah tabrakan, mobil berputar-putar kembali ke trek, dan terlihat jelas bahwa Ratzenberger mengalami patah leher yang langsung menewaskannya di tempat.
1. Ayrton Senna da Silva (1960-1994), driver Brazil, meninggal di GP San Marino 1994
Juara dunia 3 kali ini start dari pole position. Sesaat setelah start, Pedro Lamy dan Jyrki Jarvilehto mengalami tabrakan yang mengakibatkan keluarnya safety car. Safety car keluar selama 5 putaran.
Pada 2 putaran berikutnya, mobil Senna terlihat understeer dan keluar jalur mendadak di tikungan Tamburello, dengan kecepatan 310 km/jam, lalu menghantam tembok solid.
Sebab kematian Senna yang sebenarnya masih misterius. Senna disebutkan mengalami luka tembus akibat patahan suspensi yang menembus helm dan bagian depan tengkoraknya.
Ironisnya video yang merekam momen tabrakan sepanjang 1.5 detik ternyata hilang. Damon Hill, rekan setim Senna di Williams pada tahun 1994, bersikeras bahwa Senna telah melakukan kesalahan biasa, namun fatal.
Sebagian penggemar berat Senna menduga ada konspirasi yang bertujuan membunuh pembalap berusia 34 tahun tersebut. Banyak juga yang memperdebatkan apakah Senna meninggal spontan atau di rumah sakit, karena ia tidak dinyatakan meninggal di trek.
Pernah juga dilaporkan bahwa video itu ternyata ada dan memperlihatkan Senna “melepas” setir seusai mobilnya melintir (namun video ini pun dipertanyakan keasliannya). Bagaimanapun kejadian sebenarnya, tragedi ini telah mengubah pandangan FIA terhadap keselamatan di lingkupFormula 1.

10 momen tak terlupakan dalam sejarah piala dunia

Suka atau tidak, sepak bola kerap melahirkan berbagai definisi. Filosofi tentang sepakbola pun terkadang jauh melewati hanya sebatas olahraga. Sepakbola bukanlah ruang kosong tanpa sekat yang hanya berisi sportivitas. Namun lebih dari itu, berbagai definisi bisa ditafsirkan sesuai selera masing-masing. Sepakbola adalah ideologi, sepakbola adalah seni seperti yang dianut para pemain Brasil. Sepakbola bisa jadi juga soal martabat bangsa seperti ketika Argentina harus berhadapan dengan Inggris. Namun bagi dua negeri bertetangga, jerman dan Belanda, sepakbola berarti perang.
Piala Dunia, Ya.. kejuaraan 4 tahunan untuk negara-negara pecinta sepakbola. Momen-momen dari Kejuaraan ini tidak bisa lepas dari Brasil juara 5 kali dan satu satunya tim yang dengan 18 kali beruntun tampil di putaran final. Dari Uruguay 1930, hingga Jerman 2006. Hanya Italia dan Jerman yg mendekati; 15 kali. Dan musuh bebuyutan dua negara di setiap putaran yaitu Inggris vs Argentina, Anda mungkin masih ingat David Beckham diusir wasit setelah menendang Diego Simeone, itu adalah buntut dari gol tangan tuhan Maradona. Dan juga yang sampai saat ini masih menjadi misteri, yaitu di final Piala Dunia Perancis 1998. Aktor utama: Ronaldo, yang sempat membuat pertandingan ngaret 30 menit sebelum kick off
Itu merupakan segelintir yang memicu kegemerlapan Piala Dunia, bahkan persaingan di Piala Dunia tidak saja berimbas dari Ras tapi juga politik, dibawah ini adalah momen-momen yang selalu di abadikan dan selalu di ingat hingga saat ini.
10. Brasil vs Polandia, France 1938
Orang Brasil yang mencetak gol tanpa memakai sepatu.
Setelah sempat keluar lapangan karena cedera, Sang ‘Permata Hitam’, Leonidas masuk kembali ke lapangan tanpa menggunakan sepatu. Pada saat wasit menyadari & menyuruhnya untuk mengenakan kembali sepatunya, dia sudah terlanjur menjaringkan gol. Brasil kemudian menang 6-5. Ini membuat namanya dikenang secara unik dalam sejarah Piala Dunia.
9. Italia vs Amerika Serikat, Italia 1934
Wasit memberikan hormat ala Nazi.
Turnamen di tahun ini dijadikan alat untuk mempromosikan fasisme ke seluruh dunia. Beberapa cerita mengenai keberpihakan wasit terhadap Italia masih melegenda hingga sekarang. Ketika itu wasit sangat membantu tim tuan rumah, bahkan dalam pertandingan semifinal melawan Austria, wasit dikatakan sengaja menyundul bola kearah pemain Italia. Tapi itu semua tidak terbukti, mengingat di tahun itu kamera yang digunakan belum canggih dan terbatas. Yang jelas tim Italia saat itu terdiri dari satu orang Brasil, satu orang Uruguay, dan empat orang Argentina. Hal tersebut adalah atas perintah dari Musolini yang meyuruh mereka untuk melakukan “tugas Negara.” Dan lebih arogannya lagi Musolini mengancam akan membunuh semua pemain Italia jika negaranya tidak menjuarai Piala Dunia, tapi akhirnya Italia pun menjuarainya.
Lupakan segala yang baik dari Piala Dunia 1934. Satu hal yg paling menarik adalah ketika persiapan pertandingan pembukaan antara Italia vs Amerika Serikat. Wasit dan para asistennya memberikan penghormatan ala Nazi kepada Musolini yang ada di yacht-nya.
8. Brasil vs Swedia, Swedia 1958
Pele menandakan kehadirannya.
Pele masuk kedalam tim Brasil ketika usianya 17 tahun. Setelah menjadi pemain pengganti untuk dua pertandingan awal di grup. Melihat permainannya yang bagus, rekan-rekannya meminta kepada pelatih untuk menurunkannya dari awal ketika melawan USSR, dan dia pun membayar kepercayaan itu dengan tuntas. Sebuah gol di perempat final atas Wales, diikuti dengan hattrick di semifinal atas Prancis (5-2). Satu gol dibuatnya pada pertandingan final ketika menang 2-1 atas tuan rumah, melalui solo run yang indah. Ketika peluit akhir dibunyikan rekan2nya langsung mengangkatnya, dan Pele pun menangis, karena dia mengingat reaksi dari ayahnya ketika Brasil gagal menjadi juara pada tahun 1950. Kini dia membawa Brasil juara untuk pertama kalinya.
7. Korea Selatan vs Italia, Korea & Jepang 2002
Korea mengejutkan Italia…lagi.
Sebelumnya Korea Utara mengejutkan Italia dan dunia di Piala Dunia 1966. Dan kali ini adalah Korea Selatan, biang keladi dari kekalahan Italia kali ini adalah pemain Korea yang bermain untuk klub seri A, Perugia, Ahn Jung-Hwan. Setelah sempat tertinggal dari gol Christian Vieri, pemain Korea mampu berjuang untuk menyamakan kedudukan, dan memaksa pertandingan dilanjutkan melalui perpanjangan waktu.
Ahn, yang sebelumnya gagal mengeksekusi penalty, membayar hutangnya menjebol gawang Italia dengan satu sundulan. Sebuah kemenangan besar bagi Korea, namun sebuah kekalahan terburuk di Piala Dunia yang pernah di derita Italia. Wasit Byron Moreno dari Ekuador kemudian menjadi incaran dan tersangka utama bagi kekalahan Italia. Begitu juga dengan nasib Ahn di Italia. Pelatih Perugia, Serse Cosmi tidak ingin Ahn ada lagi di timnya.
6. Kolombia vs Amerika Serikat, USA 1994
Gol bunuh diri Escobar.
Berhati-hatilah membuat kesalahan di Piala Dunia, mungkin saja nyawa menjadi taruhannya. Tim yg dipimpin oleh Carlos Valderrama ini merupakan salah satu tim favorit juara. Mereka datang dengan membawa CV kemenangan 5-0 atas Argentina, tapi yg terjadi mereka kalah 1-2 dari tuan rumah.
Gol kekalahan mereka dicetak pemain belakang mereka sendiri, Andreas Escobar. Sepuluh hari kemudian, Escobar tewas ditembak seorang tak dikenal disebuah bar dikawasan obat bius, Medelline. Pelakunya ternyata setelah ditangkap adalah seorang pembunuh bayaran yang disewa bandar judi, karena Escobar menyebabkan mereka kalah besar. Dua belas peluru menembus tubuhnya, dan sang pembunuh melakukan itu sambil berteriak, Gooooooooool !”
5. Inggris vs Argentina, France 1998
Tendangan Beckham.
10 macan heroik, dan satu orang anak bodoh, “begitulah judul2 yang menghiasi tabloid2 di Inggris. Sehari setelah Beckham dianggap jadi sumber kegagalan Inggris mengalahkan Argentina. Ketika skor masih berimbang 2-2, Beckham dijatuhkan kapten Argentina, Diego Simeone. Sementara masih terduduk di lapangan Beckham menendang Simeone yang sedang berusaha berdiri, hal itu menyebabkan Simeone kembali terjatuh kesakitan. Sayangnya, kejadian itu berlangsung tepat dihadapan Kim Nielsen. Simeone kemudian mengakui bahwa ia memang sengaja membuat Beckham dikeluarkan oleh wasit, “Dia menendang saya ketika saya sedang berusaha untuk berdiri,” kata Simeone. “Tentu saja saya mengambil keuntungan dari hal itu. Saya pikir orang lain akan melakukan hal yg sama,” lanjutnya lagi.
Ketika Beckham kembali ke Inggris, Ia disambut dengan berbagai macam ejekan, ancaman, dan caci maki. Tapi ia berhasil membalaskan seluruh dendam itu pada tahun 2002, dia mencetak gol melalui titik penalty dan membuat Argentina harus pulang lebih dulu.
4.Italia vs Brasil, USA 1994
Baggio menendang bola ke udara.
Baggio adalah bintang tumpuan bagi Italia di Piala Dunia 1994. Rata-rata dia selalu mencetak gol ketika Italia melewati Nigeria, Spanyol, dan Bulgaria, sampai ke final untuk bersua dengan Brasil. Namun, tampaknya beban yg dipikulnya terlalu berat, sehingga dia memaksakan diri untuk bermain meski kakinya menderita cedera. Pada saat adu penalti, dia adalah penendang terakhir yang masih bisa menghidupkan peluang Italia. “Saya sangat siap ketika itu,” katanya, “Biasanya saya menggunakan sisi kaki untuk menendang. Namun karena saat itu saya sudah tidak memiliki tenaga lagi, saya kemudian berusaha menendang sekencang mungkin,” dan benar jadinya, tendangan itu sangat kencang sampai melewati mistar gawang, seketika itu pula ia berlutut lemas, ia telah gagal.
3. Belanda vs Jerman, Italia 1990
Ludah Rijkaard kepada Voller.
Semua orang menantikan partai antara Belanda melawan Jerman di putaran kedua Piala Dunia 1990. Tapi tampaknya yang terjadi adalah kekecewaan, karena partai itu sendiri berakhir dengan antiklimaks. Para pemain Belanda terlalu mementingkan gaya dalam bermain, sementara Jerman yang dipimpin Juergen Klinsmann lebih mampu menguasai pertandingan. Satu-satunya kontribusi yg diberikan Frank Rijkaard untuk Belanda adalah ludahnya untuk Rudi Voller. Voller yang tidak bersalah, lantas berjalan keluar dari lapangan dengan penuh rasa heran. Tetapi dia kemudian menerima semua itu dengan sportif.
Voller mungkin dapat memaafkan Rijkaard – mudah baginya karena dia tampil gemilang dalam turnamen, tetapi bagi Rijkaard, hal itu tetap memalukan. Meski demikian dia masih mencoba mengeluarkan lelucon utk itu “Jika saya ingat bagaimana saya meludahi Voller, sebenarnya itu hal yang lucu bukan?”.
2. Perancis vs Italia, Jerman 2006
Sundulan Zidane.
Perancis bertemu Italia di final, ketika di menit ke tujuh, si Jenius dari Perancis mampu memerawani gawang si “Laba-laba” Buffon. Keunggulan Perancis tercipta oleh tembakan manis playmaker Real Madrid itu tepat dari titik 12 pas. Lantas serangan demi serangan pun semakin terasa kencang dilakukan Henry dkk. Memasuki menit ke-19, Italia mendapat kesempatan tendangan pojok. Ialah Marco Materazzi melalui tandukan mautnya berhasil menyapu bola umpan dari Andrea Pirlo. 1-1 skor sementara. Kejutan benar-benar terjadi. 10 menit menjelang babak kedua berakhir, tiba tiba wasit Horacio Elizondo menghentikan pertandingan. Di layar terlihat Materazzi terkapar menahan sakit. Tak seberapa lama, kemudian muncul tayangan replay. Zidane menanduk Materazzi!! Yeah… si pemain low profile itu melakukan tindakan konyol! dan dihadiahi kartu merah, dan akhirnya Italy pun juara.
Alasannya, kapten timnas Prancis itu mengaku tidak tahan dengan provokasi Marco Materazzi yang menurut pendengarannya tiga kali melontarkan kalimat yang memaki (menghina) ibu dan saudara perempuannya. Secara terbuka Zidane menyampaikan permohonan maaf atas perbuatan yang memalukan itu. Tapi, Zidane tidak merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukannya terhadap Materazzi.
1. Inggris vs Argentina, Meksiko 1986
Gol Tangan Tuhan.
Ya… Anda pasti sudah menebak yang ada di peringkat pertama ini. Diego Armando Maradona, si tangan tuhan. Tindakan Maradona mungkin tidak bisa dimaafkan, tapi mungkin para pemain Inggris juga harus disalahkan. Tampaknya Inggris tidak pernah memiliki keberuntungan. Keberuntungan terkahir kali adalah ketika wasit dari Russia mengesahkan gol mereka di tahun 1966.
Tapi sebuah hukum karma kembali di derita Inggris pada Piala Dunia 1986. Anda tentu mengetahui ceritanya, bahwa pertandingan babak kedua telah berlangsung selama 10 menit, dan keduanya masih sama-sama berjuang untuk menciptakan gol. Tiba-tiba Steve Hodge bek Inggris menyapu bola tidak sempurna, sehingga bola justru mengarah kekotak penaltinya sendiri. Peter Shilton mencoba melompat dan menangkap bola sebelum Maradona berhasil menyundulnya. Tapi ada satu hal yg menyebabkan Maradona bisa menjangkau bola itu terlebih dahulu. Ia menggunakan tangannya. Bola terpantul dan masuk ke dalam gawang. Wasit Ali Beneceur mengesahkan gol tsb. Setelah itu, Maradona justru kembali mencetak gol kedua bagi Argentina. Dan momen ini benar benar menjadi legenda, pasalnya di kalangan masyarakat Argentina sendiri kini menganggap Diego Armando Maradona sebagai tuhan dalam dunia persepakbolaan Argentina.